Inhu, BeritaOne.id - Desa Morong yang terletak di Kecamatan Sungai Lala, Kabupaten Indragiri Hulu, memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Dahulu, desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Pasir Penyu. Namun, seiring dengan perkembangan wilayah tersebut, pada tahun 2004, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 yang mengatur pemekaran Kecamatan Pasir Penyu.
Dengan kebijakan ini, Desa Morong pun resmi menjadi bagian dari Kecamatan Sungai Lala. Satu tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 2005, dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, Desa Morong dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Morong sebagai desa induk dan Desa Tanjung Danau sebagai desa pemekaran.
Nama Desa Morong sendiri memiliki dua versi yang berkembang di masyarakat setempat. Versi pertama menceritakan bahwa nama "Morong" berasal dari seorang datuk bernama Patih Rakit Kulim yang pernah singgah di wilayah tersebut. Konon, beliau menciptakan pangan dari orong-orong, dan nama "Morong" muncul sebagai penyempurnaan dari kata tersebut.
Sedangkan versi kedua berkisah tentang seorang yang sedang membakar ikan di daerah tersebut, yang kemudian dikerumuni oleh lalat. Tempat itu akhirnya disebut "Oghong Lalat," yang kemudian berkembang menjadi "Morong" seiring berjalannya waktu.
Desa Morong yang dulunya bagian dari Kecamatan Pasir Penyu, kini menjadi salah satu desa yang cukup tua di Kecamatan Sungai Lala. Seiring pemekaran Kecamatan Pasir Penyu pada tahun 2004, Desa Morong pun turut masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sungai Lala.
Pada tahun 2005, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, Desa Morong mengalami pemekaran lagi, menjadi dua desa: Desa Morong sebagai desa induk dan Desa Tanjung Danau sebagai desa pemekaran. Pemekaran ini menandai awal dari dinamika sosial dan pembangunan yang semakin pesat di desa tersebut.
Muhammad Nur, yang kini menjabat sebagai Kepala Desa Morong sejak tahun 2020, berkomitmen penuh untuk memajukan desa melalui berbagai program pembangunan yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat. "Kami berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat Desa Morong," ujar Muhammad Nur saat diwawancarai oleh wartawan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Kamis (12/12/2024).
Sebelumnya, jabatan kepala desa diemban oleh Ibnu Salam yang menjabat dari 2013 hingga 2019. Bersama dengan Sekretaris Desa Ahmad Zaini, Muhammad Nur berupaya untuk merealisasikan visi dan misi yang telah ditetapkan, guna mendorong pembangunan berkelanjutan di desa ini.
Disampaikan Kades Muhammad Nur, Desa Morong terletak di dataran rendah dengan luas sekitar 2.200 hektar dan dihuni oleh 1.022 jiwa penduduk. Penduduk ini tersebar di lima dusun yang terdiri dari Dusun Pasir Belanti, Dusun Kampung Baru, Dusun Pelang Jaya, Dusun Pasir Tengah, dan Dusun Morong Hilir. Dengan adanya lima Rukun Warga (RW) dan sepuluh Rukun Tetangga (RT), mayoritas penduduk Desa Morong bermata pencaharian sebagai petani dan buruh, mengikuti pola hidup berbasis perkebunan yang merupakan sektor utama perekonomian desa ini.
Visi dan Misi Desa Morong Untuk Masyarakat Sejahtera
Terkait Visi Desa Morong, Kades Morong mengatakan dalam membangun Desa diperlukan Visi yang gemilang yaitu, menciptakan desa yang mandiri, berpendidikan, dan berkehidupan agamis, menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan batin pada tahun 2026.
Dalam upaya mencapai visi tersebut, beberapa misi utama yang diusung antara lain adalah Menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis industri rumah tangga. Memberdayakan potensi masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan keagamaan, serta meningkatkan sarana pendidikan dan infrastruktur yang ada di desa.
Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah disusun, pemerintah Desa Morong fokus pada kebijakan pembangunan yang mengutamakan sektor-sektor vital seperti infrastruktur, pertanian, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Beberapa kebijakan utama yang sedang dijalankan antara lain perbaikan sarana prasarana jalan dan irigasi, peningkatan hasil pertanian melalui teknologi tepat guna, serta pengembangan usaha ekonomi masyarakat. Peningkatan fasilitas kesehatan dan sosial juga menjadi prioritas untuk mendukung kesejahteraan warga desa.
Desa Morong memiliki potensi besar di berbagai sektor, khususnya pendidikan, pertanian, dan sosial budaya. Terdapat berbagai fasilitas pendidikan seperti SD, PAUD, dan TK, serta sarana ibadah seperti masjid dan mushollah yang tersebar di sejumlah dusun.
Selain itu, desa ini juga memiliki potensi ekonomi melalui usaha perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi. Namun, meskipun memiliki banyak potensi, Desa Morong masih menghadapi beberapa tantangan, seperti perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan.
Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan Desa Morong. Pemerintah desa bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan kapasitas di bidang pertanian, perkebunan, dan usaha kerakyatan. "Kami berharap masyarakat Desa Morong bisa lebih mandiri dan sejahtera, dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa ini," tambah Muhammad Nur.
Melalui komitmen yang kuat dari Kepala Desa Muhammad Nur dan dukungan penuh dari masyarakat, Desa Morong bertekad untuk terus berkembang dan maju. Berbagai program pembangunan yang ada bertujuan untuk menjadikan desa ini sebagai desa yang mandiri, berpendidikan, dan berkehidupan agamis, menuju masyarakat yang sejahtera.
"Kami berharap Desa Morong bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan sektor swasta," tutup Muhammad Nur. **ADV/JMSI