Pekanbaru, Beritaone.id - Puluhan pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI gagal menyeberang ke Malaysia padahal mereka sudah mengeluarkan uang puluhan juta. Penyalur yang menyatakan mereka bisa sampai ke negeri jiran itu menghilang tanpa kabar.
Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Mhd Jahari Sitepu menyebut ada 45 PMI ditemukan di sekitar jalan lintas Dumai-Sei Pakning. Semuanya dibawa ke Polres Kota Dumai untuk pengusutan lebih lanjut.
Selain PMI, tambah Jahari, turut pula ditangkap 12 WNA Bangladesh dan 1 WNA Myanmar. Sama dengan TKI ilegal itu, semua WNA itu punya tujuan sama ke Malaysia.
"Pada malam harinya mereka dijanjikan berangkat memakai speedboat ke Malaysia, tiba di pantai, speedboat itu tidak ada," jelas Jahari.
Jahari menjelaskan,WNA itu berangkat dari Banglades dan Myanmar menggunakan pesawat dengan tujuan Malaysia, namun ditolak. Selanjutnya, mereka menuju Jakarta dan diterima.
Dari Jakarta, WNA itu naik bus menuju Kota Dumai. Mereka bertemu dengan seseorang di Kota Dumai yang menjanjikan bisa membawa ke Malaysia menggunakan speedboat dengan syarat membayar dulu.
Setelah uang disetor, WNA itu dijanjikan akan dijemput di sebuah pantai menggunakan speedboat. Malam harinya, WNA itu datang tapi tidak ada satu orang pun di sana.
"Di TKP tidak ada dijumpai tekong ataupun sponsor yang akan memberangkatkan para pekerja imigran tersebut," tambah Jahari.
Selain WNA, PMI juga sudah mengeluarkan uang tak sedikit agar diberangkatkan ke Malaysia. Mereka juga diminta berkumpul di pantai dan disebut akan ada speedboat menjemput.
"Karena tidak ada jemputan, mereka semua sampai di jalan lintas lalu dilaporkan warga ke Polres," terang Jahari.
Atas kejadian ini, Jahari mengingatkan petugas Imigrasi Kota Dumai memperketat penjagaan dan pemeriksaan. Pasalnya selama ini, Dumai menjadi salah satu pintu keluar orang ke Malaysia secara ilegal.
"Jangan segan-segan untuk segera menindak pelanggaran keimigrasian demi keamanan dan ketentraman negara kita tercinta ini," tegas Jahari.
Jahari menjelaskan, Riau berada di perbatasan, khususnya Kota Dumai. Petugas harus lebih ekstra hati-hati karena kerap dijadikan sasaran empuk sebagai jalur penjualan manusia atau human trafficking bahkan penyelundupan narkoba.
Untuk itu saya harap seluruh jajaran keimigrasian untuk selalu memperkuat sinergitas dan kolaborasi dengan stakeholder terkait demi meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan," pesan Jahari.