JAKARTA, Beritaone.id - Kendati Indonesia telah menjadi pengekspor utama minyak sawit mentah dunia (CPO), tidak demikian dengan hasil kegiatan penelitian di sektor hilir sawit masih banyak dikuasai bangsa asing.
Padahal semenjak 2006 silam Indonesia tercatat telah menjadi negara pengekspor minyak sawit mentah (CPO) nomor wahid di dunia, yang sebelumnya di dominasi Malaysia. Ketersediaan sumber daya lahan dan kecocokan iklim menjadikan Indonesia salah satu tujuan investasi yang menguntungkan bagi pengembangan industri kelapa sawit di dunia.
Wajar bila kemudian industri kelapa sawit nasional tumbuh dengan pesat, bahkan kini tutupan kelapa sawit Indonesia telah mencapai 16,38 juta ha. Pesatnya pertumbuhan luas lahan sawit berimplikasi positif terhadap hasil, dan devisa negara.
Kontribusi sawit yang begitu besar terhadap negara faktanya tidak sebanding dengan kegiatan pengembangan penelitian yang dilakukan. Padahal kegiatan penelitian bisa menjadi salah satu pendorong tumbuhnya industri dan meningkatnya nilai tambah (value added) produk sawit.
Kendati saat ini sudah ada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang kerap mendukung pendaanan untuk riset unggulan sektor sawit, tetapi faktanya daftar paten inovasi kelapa sawit kini lebih banyak dikuasai oleh negara yang bukan sebagai produsen kelapa sawit.
Merujuk pada data base PatentScope® World Intellectual Property Rights Organization (WIPO), bila ditelusuri dengan kata kunci “palm oil” pada deskripsi paten, terdapat 7.459 inovasi untuk industri kelapa sawit.
Namun demikian kebanyakan dari inovasi itu kebanyakan didominasi pengembangannya oleh negara Amerika Serikat sebanyak 55%, lantas disusul Belanda sebanyak 7%, Inggris sekitar 6% serta Swiss dan Jerman masing-masing mencapai 4% dan 3%.
Lebih menyedihkan lagi bila dilihat dari pemohon aplikasi paten, lantaran sebagian besar inovasi kelapa sawit itu banyak dikuasai perusahaan Amerika Serikat, Procter & Gamble (P&G) tercatat sebanyak 14,35%.
Sementara untuk negara-negara Asean yang paling banyak menghasilkan inovasi kelapa sawit ialah Malaysia dan Singapura masing-masing mencapai 1,06% dan 0,46% dari total inovasi kelapa sawit yang dihasilkan di dunia. Sementara untuk Indonesia sendiri baru menghasilkan inovasi sebanyak 0,04% masih di atas Thailand yang mencapai 0,05%.
Sementara di kawasan Asia Tenggara, Malaysia menjadi negara penghasil inovasi kelapa sawit terbanyak mencapai sekitar 65,83%.