JAKARTA, Beritaone.id - Merujuk laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), ekspor produk minyak sawit Indonesia selama 2021 yang mencakup minyak sawit mentah (CPO), olahan CPO, palm kernel Oil (PKO), oleokimia (termasuk dengan kode HS 2905, 2915, 3401 dan 3823) dan biodiesel (kode HS 3826) mencapai 34,2 juta ton atau naik hanya 0,6% dari dari pencapaian ekspor 2020 sebesar 34,0 juta ton.
Rendahnya kenaikan ekspor disebabkan keterbatasan pasokan, harga yang tinggi dan makin kecilnya perbedaan harga minyak sawit dengan minyak nabati lainnya terutama minyak kedelai. Secara bulanan, ekspor Indonesia di tahun 2021 sangat berfluktuasi.
“Pengaruh Covid-19 sangat besar terhadap permintaan minyak sawit dari negara pengimpor baik karena perubahan tingkat konsumsinya maupun karena regulasi pengetatan impor di beberapa negara,” kata catat Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dalam keterangan, Jumat (28/1/2022).
Meskipun kenaikan volume ekspor minyak sawit di 2021 dari 2020 hanya 0,6%, namun nilai ekspor selama tahun 2021 mencapai US$ 35 mlliar atau 52% lebih tinggi dari nilai ekspor tahun 2020 sebesar US$ 22,9 miliar (data BPS, nilai ekspor lemak dan minyak nabati Kode HS 15 mencapai US$ 32,8 miliar).
“Kenaikan nilai ekspor yang tinggi didukung oleh harga rata-rata 2021 yang mencapai US$ 1.194 per ton atau 67% lebih tinggi dibanding harga rata-rata 2020 sebesar US$ 715 per ton,” tandas Mukti