JAKARTA - WWF mencatat bahwa populasi hewan liar anjlok hingga 70% selama 50 tahun terakhir. WWF juga menyebutkan populasi yang berkurang ini disebabkan karena aktivitas manusia.
Berdasarkan data WWF Living Planet Index merinci dari 32.000 populasi hewan, tersisa 5.000 spesies mamalia, burung, amfibi, reptil, dan ikan, yang penurunannya paling cepat.
"Di wilayah kaya keanekaragaman hayati seperti Amerika Latin dan Karibia, bahkan angka kehilangan populasi hewan mencapai 94%," jelas WWF yang dikutip dari Straittimes, Minggu (15/10/2022).
Secara global, laporan tersebut menemukan bahwa populasi hewan yang dipantau telah turun 69% sejak 1970.
Marco Lambertini, Direktur Jenderal WWF International, mengatakan WWF "sangat khawatir" dengan data baru tersebut.
"Penurunan ini sangat mengkhawatirkan apalagi jika terjadi di daerah tropis yang menjadi rumah bagi beberapa bentang alam paling beragam di dunia," jelas dia.
Dr Mark Wright, Direktur Sains di WWF, mengatakan angka itu "benar-benar menakutkan", terutama untuk Amerika Latin.
"Amerika Latin terkenal dengan keanekaragaman hayatinya tentu saja, itu sangat penting untuk banyak hal lain juga," katanya.
Menurutnya sangat penting untuk bisa menjaga iklim, diperkirakan ada sekitar 150 hingga 200 miliar ton karbon yang terbungkus di hutan Amazon. Jumlah tersebut, setara dengan 550 hingga 740 miliar ton CO2, atau 10 hingga 15 kali lebih banyak dari emisi gas rumah kaca tahunan pada tingkat saat ini.
Indeks tersebut menemukan bahwa spesies air tawar telah menurun lebih banyak daripada yang ditemukan di habitat lain, dengan penurunan populasi 83% sejak 1970.
Laporan tersebut menemukan bahwa pendorong utama hilangnya satwa liar adalah degradasi habitat karena pembangunan dan pertanian, eksploitasi, pengenalan spesies invasif, polusi, perubahan iklim dan penyakit.
The Living Planet Report berpendapat bahwa peningkatan upaya konservasi dan restorasi, produksi dan konsumsi makanan secara lebih berkelanjutan, dan dekarbonisasi semua sektor secara cepat dan mendalam dapat mengurangi krisis kembar perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.*