PEKANBARU, Beritaone.id - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan bahwa Provinsi Riau menjadi salah satu pusat perekonomian di Pulau Sumatera. Sehingga pesatnya pembangunan di Provinsi Riau telah dirasakan bersama dan dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, sebesar 4,88 persen pada triwulan II tahun 2022.
Gubri menerangkan, untuk realisasi investasi, Provinsi Riau berhasil meraih Peringkat ke 5 (lima) Nasional dengan nilai investasi pada tahun 2021 sebesar Rp 53,02 triliun. Adapun untuk tahun 2022, telah ditetapkan target sebesar Rp 60,46 triliun kepada Provinsi Riau, dan saat ini realisasi investasi sampai dengan triwulan II (Januari - Juni 2022) telah mencapai 73,41 persen dari target 60,46 triliun dengan nilai realisasi investasi Rp 44,4 triliun.
"Realisasi investasi triwulan II Riau saat ini peringkat 5 nasional dengan serapan tenaga kerja sebanyak 32.385 orang," ujarnya, saat apel peringatan HUT ke 65 Provinsi Riau di Halaman Gedung Daerah Provinsi Riau, Selasa (9/8/22).
Mantan Bupati Siak ini menyebutkan, keunggulan Provinsi Riau juga dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDRB) terbesar kelima di Indonesia, atau terbesar pertama di luar Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 5,22 persen terhadap PDB Nasional.
Terangnya, kemajuan ekonomi ini juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi syariah dan keuangan syariah di Riau, sejalan dengan perkembangan perubahan Bank Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah.
Ia melanjutkan, di samping itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2021 sebesar 72,94 poin kategori tinggi atau Peringkat ketujuh Nasional. Demikian pula halnya dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,40 persen (per Februari 2022) lebih rendah dari capaian Nasional sebesar 5,83 persen.
"Tingkat Kemiskinan Provinsi Riau juga menurun, yaitu sebesar 6,78 persen (Maret 2022) dibanding dengan bulan yang sama pada tahun 2021 sebesar 7,12 persen," sebutnya.
Mantan Bupati Siak ini menambahkan, terhadap penanganan kemiskinan dan percepatan penurunan stunting di Provinsi Riau, Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 2022 telah mengalokasikan anggaran melalui OPD terkait dan melalui Bantuan Keuangan Khusus sebesar Rp 20 Juta pada setiap desa se Provinsi Riau.
Selain itu sebutnya, Pemprov Riau juga telah mengalokasikan dana operasional Posyandu sebesar Rp 8 juta di setiap desa di Riau, serta pengalokasian dana untuk pelatihan kewirausahaan bagi pemuda/pemudi yang ada di desa sebesar Rp 8 juta untuk membangun semangat kewirausahaan di kalangan pemuda.
"Sebagai bentuk upaya kita dalam mencetak penghafal Al-Quran di Bumi Melayu Riau, maka melalui Bantuan Keuangan Khusus kepada desa tahun 2022, dan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 12 juta untuk guru tahfiz dan dana pendukung operasional pelaksanaan tahfiz sebesar Rp 5 juta per desa se Provinsi Riau," tuturnya.
Gubri menjelaskan, perkembangan kemajuan Provinsi Riau ditentukan kemajuan Desa. Terangnya, sebelum adanya program Bantuan Keuangan Khusus kepada desa, jumlah desa mandiri di Provinsi Riau tahun 2019 hanya sebanyak 10 desa, desa maju sebanyak 163 desa, desa berkembang sebanyak 951 desa, desa tertinggal sebanyak 422 desa dan desa sangat tertinggal 45 desa.
Namun semenjak tahun 2019 sampai dengan tahun 2022 setelah adanya program Bantuan Keuangan khusus kepada desa, jumlah desa mandiri sebanyak 159, desa maju sebanyak 517 desa, desa berkembang sebanyak 805 desa, desa tertinggal menurun menjadi sebanyak 87 desa dan desa sangat tertinggal menurun menjadi 24 desa.
"Perkembangan kemajuan desa tersebut, dapat tercapai atas sinergi dan kolaborasi yang baik di antara kita semua. Maka dari itu, pada Hari Jadi ke 65 Provinsi Riau ini, mari kita satukan gerak langkah, bersatu padu dalam mencapai tujuan Riau yang lebih baik," ungkapnya.
"Kita menyadari bahwa sebanyak yang telah kita capai, masih banyak harapan dan karya yang harus kita perjuangkan, demi kemajuan Provinsi Riau di masa depan," tutupnya.