-
01JMSI Inhu Lakukan Kerja Sama Publikasi dan Advokasi Kemitraan Desa01 Mei 2024
-
02Penduduk Kota Geger, Kisah Abu Nawas Mau Terbang22 April 2024
-
03Baznas dan Bank Indonesia Bisa Bantu Masyarakat Melunasi Utang Pinjol, Berikut Cara dan Syaratnya18 April 2024
-
0436 Kader Golkar Riau Dipanggil DPP Sebagai Calon Di Pilkada 2024, Berikut Nama-namanya07 April 2024
-
05Berasal Dari Bahasa India, Ini Makna Indragiri Yang Terungkap Dalam Diskusi di JMSI Inhu03 April 2024
Gak Bisa Ditutupi, RI Masih Diselimuti Kekhawatiran Soal Ini
Jakarta, BeritaOne.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mewaspadai kemungkinan naiknya harga minyak mentah dunia di tengah kondisi geopolitik dunia yang masih "panas".
Menteri ESDM Arifin Tasrif tak menampik masih adanya kemungkinan meningkatnya kembali harga minyak mentah dunia jika konflik di Timur Tengah semakin memanas.
"Ya nanti misalnya Timur tengah terganggu, terganggu pasokannya pasti bisa (harga) minyak naik. Minyak Iran kan selama ini diambil oleh China," jelas Arifin saat ditemui usai acara Musrenbangnas di JCC Senayan Jakarta, Senin (6/5/2024).
Arifin menyebut, bila konflik Timur Tengah ini meluas, dikhawatirkan ini juga bisa berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi.
"Kita kan melihat bahwa sekarang ini ya, eskalasi geopolitik belum turun ya. Nah ini kan bisa saja jadi konflik yang meluas. Nah tapi kemudian di lain sisi juga mungkin juga pertumbuhan, pertumbuhan ekonominya agak melemah," tuturnya.
Dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi, lanjut Arifin, hal itu bisa berdampak pada permintaan pasar akan minyak mentah ikut berkurang. Hal itu pula menjadi 'ketakutan' dunia yang sebelumnya juga sempat disinggung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau melemah (perekonomian) ini kan demand kan pasti kurang kan? Kalau demand kurang kan daya beli kurang. Nah itu yang kita takut. Tapi di lain sisi, kalau permintaan kuat, itu harga akan naik. Ini dua sisi yang harus dijaga keseimbangannya," tambahnya.
Namun demikian, menurutnya pemerintah mengantisipasi jangka panjang dengan mendorong eksplorasi minyak di dalam negeri yang lebih masif lagi.
"Nah itu kan kalau eksplorasi produksi baru kan, butuh waktu ya. Butuh waktu yang panjang. Jadi memang pertama kita harus efisiensi lah. Semuanya harus efisiensi, supaya kita nggak terlalu banyak... Itu yang jangka panjangnya, yang kita harus masif eksplorasi," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024). Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan ketakutan yang dihadapi semua negara di dunia saat ini.
"Sekarang semua negara takut dan sangat ketakutan terhadap tiga hal. Yang pertama harga minyak, kedua masalah bunga pinjaman. Semua pada takut masalah itu karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban terhadap fiskal itu akan sangat, akan sangat besar," katanya. Oleh sebab itu, Jokowi bilang pemerintah harus hati-hati dalam mengelola setiap rupiah pada anggaran yang dimiliki.
Asal tahu saja, pada pembukaan perdagangan hari ini Selasa (6/5/2024) pada pukul 08.00 WIB, harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,61% di posisi US$78,96 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,50% di posisi US$83,75 per barel.
Sementara pada perdagangan Senin (5/5/2024), harga minyak mentah WTI ditutup terapresiasi 0,47% di posisi US$78,48 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent melesat 0,45% ke posisi US$83,33 per barel.
Harga minyak naik pada perdagangan Selasa pagi setelah Israel menyerang Rafah di Gaza sementara negosiasi gencatan senjata dengan Hamas berlanjut tanpa resolusi.**BrOne-05