BeritaOne.id - Abu Nawas seolah tidak kehabisan akal dalam membuat sensasi publik. Tidak jarang pula dengan kecerdikannya itu, Abu Nawas mengkritik raja dan memberi nasihat kepada khalayak luas.
Suatu hari, Abu Nawas sesumbar kalau dirinya ingin terbang. Sontak, pernyataan Abu Nawas itu menyebar ke penjuru kota dan menjadi bahan pergunjingan semua orang.
Banyak dari penduduk kota yang menganggap Abu Nawas gila dan tidak mungkin bisa melakukan niatnya.
Kabar Abu Nawas mau terbang itu pun sampai ke telinga Raja Harun Ar-Rasyid. Sang Raja kemudian langsung memanggil Abu Nawas ke istana untuk dimintai keterangan.
"Wahai Abu Nawas, benarkah engkau ingin terbang?" tanya Harun Ar-Rasyid
"Benar baginda, hamba ingin terbang. Besok Jumat, silakan datang bersama penduduk lainnya untuk menyaksikan hamba yang ingin terbang jika masih ragu," jawab Abu Nawas dengan santainya.
"Baiklah jika begitu. Tetapi jika engkau berbohong, maka bersiaplah untuk menanggung hukumannya," ujar sang Raja.
Saat hari yang dijanjikan tiba, Abu Nawas naik ke sebuah gedung yang tinggi. Orang-orang yang telah menantikannnya banyak yang ragu dengan kemampuan Abu Nawas untuk terbang layaknya burung.
Setelah lapangan sudah penuh sesak, Abu Nawas perlahan mulai mengepakkan tangannya dari atas gedung layaknya burung. Tingkah Abu Nawas itu pun mengundang reaksi pentonon.
Salah seorang penonton berkata, "Hai, Abu Nawas! Engkau telah membohongi kami! Kau tidak bisa terbang, maka engkau layak mendapat hukuman."
Mendengar teriakan itu, Abu Nawas dengan sigap menjelaskan apa yang dia lakukan.
"Dengarlah saudara-saudara. Aku hanya mengatakan kalau aku ini mau terbang, bukan mengatakan aku bisa terbang. Bukankah dari tadi aku memang mau terbang?"
Penonton yang sudah berkumpul itu pun sadar bahwa memang kepakkan tangan Abu Nawas menunjukkan bahwa ia hanya mau terbang, bukan bisa terbang.
"Itulah mengapa, kalian harus hati-hati dalam menerima suatu berita. Jangan langsung ditelan mentah-mentah," lanjut Abu Nawas.
Karena tingkah Abu Nawas itu, Raja Harun Ar-Rasyid kemudian paham dan tidak jadi menjatuhkan hukuman kepada salah satu rakyatnya itu.
Begitulah Abu Nawas dengan segala kecerdikannya. Wallahu a'lam. **B-One01