PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berharap tenaga kerja lokal maupun kontraktor lokal dilibatkan dalam kegiatan pengeboran yang dilakukan SKK Migas.
"Target pengeboran dari pemerintah, khusus untuk Riau saja ada 534 sumur pengembangan dan 8 sumur eksplorasi. Ini target terbanyak di Sumbagut. Harapan kami, pihak terkait dapat mengikutsertakan tenaga kerja lokal dan kontraktor lokal untuk meningkatkan pengeboran," kata Gubri di Gedung Daerah Provinsi Riau, Kamis (13/1/2022).
Menurutnya, target pengeboran ratusan sumur ini bukan pekerjaan ringan, sehingga pastinya akan membentuhkan tambahan banyak tenaga kerja.
"Target pengeboran sebanyak ini belum pernah terjadi di Riau. Tentunya mereka akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Kami tentunya akan memberikan dukungan dan harapan kami perusahaan dapat menggunakan tenaga kerja lokal maupun kontraktor lokal tersebut," kata Gubri.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus mengatakan bahwa target pengeboran nasional hampir 890 lebih sumur. Sedangkan, untuk di wilayah kerja Sumatera Bagian Utara 563 sumur. Dari jumlah itu, 542 sumur diantaranya di Riau.
"Target pengeboran 542 sumur di Riau ini terdiri dari 534 sumur pengembangan dan 8 sumur eksplorasi," kata Rikky.
Yang mana, untuk Sumur Pengembangan Tahun 2022 ini, Pertamina Hulu Rokan akan melakukan pengeboran terbanyak sebanyak 500 sumur. BOB PT BSP Pertamina Hulu sebanyak 15 sumur, EMP Bentu Ltd sebanyak 2 Sumur, PT Imbang Tata Alam sebanyak 9 Sumur, Texcal Mahato Ltd sebanyak 5 sumur dan PHE Siak sebanyak 3 sumur.
Sementara, untuk Sumur eksplorasi di Tahun 2022 akan mencapai 14 sumur yang tersebar dari beberapa KKKS di Wilayah Provinsi Riau.
"Target pengeboran ini akan menopang target nasional sebesar 65 persen," jelasnya.
Sementara itu, sepanjang tahun 2021, SKK Migas – KKKS Wilayah Riau berhasil melakukan pengeboran sumur sebanyak 263 sumur dari target pengeboran yang direncanakan.
"Ada 263 sumur yang dibor selama 2021. Jumlah tersebut berasal dari pengeboran yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina Hulu Rokan, EMP Bentu Ltd, BOB PT BSP – Pertamina Hulu, EMP Malacca Strait SA dan Texcal Mahato," kata Rikky.
Adapun capaian lifting minyak di Riau ini, kata Rikky, relatif stabil mendekati target APBN sebesar 97 persen. Lifting terhitung berasal dari KKKS BOB PT BSP Pertamina Hulu, PHE Kampar, Pertamina Hulu Rokan, PT Imbang Tata Alam, Texcal Mahato, PHE Siak, PEP Lirik dan SPR Langgak.
Sedangkan capaian gas di tahun 2021 mencapai rata-rata 84.8 MMSCFD yang berasal dari EMP Bentu Ltd dan Imbang Tata Alam. SKK Migas – KKKS Wilayah Riau terus berusaha untuk melakukan kegiatan masif dalam rangka untuk memenuhi penerimaan negara berdasarkan APBN 2021.
"Upaya tersebut direalisasikan melalui optimalisasi lifting terhadap stock minyak yang ada dilapangan dan terminal sehingga capaian lifting provinsi Riau mencapai 182,026 BOPD," jelasnya.
Dalam skala nasional, penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai US$ 14.03 Milyar atau sekitar 192 persen dari target APBN yang bersumber dari hasil lifting minyak dan gas.
Lifting minyak mentah nasional tahun 2021 mencapai 241 Juta barrel. Dari capaian tersebut, Wilayah Provinsi Riau yang masih menjadi andalan penghasil minyak mentah nasional memberikan kontribusi volume sekitar 66,15 Juta Barrel atau sekitar 27,45% nasional.
"Peningkatan Lifting juga tidak terlepas dari gencarnya pengeboran sumur pengembangan secara nasional di tahun 2021, atau sebanyak 480 sumur atau tertinggi selama 6 tahun terakhir," jelasnya.
Selain memberikan kontribusi penerimaan negara melalui lifting dan menjadi sumber PNBP Migas dan Dana bagi hasil, sektor hulu migas juga memberikan efek berganda bagi perekonomian daerah. terhadap penerimaan daerah melalui pajak penerangan jalan.
Sepanjang tahun 2021, penerimaan daerah melalui pajak penerangan jalan di industri hulu migas tercatat telah mencapai Rp36,5 miliar yang langsung disetorkan ke kas daerah masing-masing Kabupaten/Kota. Industri hulu migas juga selalu berkomitmen menjalankan Program Pengembangan Masyarakat di bidang Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, infrastruktur dan Lingkungan, sebagai bentuk tanggung jawab sosial SKK Migas bersama KKKS yang secara rutin mengalokasikan anggaran setiap tahun untuk melaksanakan program yang juga melibatkan pemerintah daerah bersama masyarakat tempatan.
Lanjut Rikky, adanya Pandemi Covid-19 sempat membuat industri hulu migas terkena imbasnya. Namun dengan upaya-upaya massif yang dilakukan perlahan sektor hulu migas mulai kembali stabil dengan telah tervaksinnya seluruh pekerja hulu migas yang mencapai 27. 000 pekerja.
"Dengan bersinergi bersama KKKS Wilayah Riau, sector hulu migas juga berkontribusi dalam penanganan Bantuan Covid-19 di Wilayah Riau dengan total bantuan hampir mencapai Rp20 miliar," tukasnya. *