MAKASSAR - Unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Makassar, Sulawesi Selatan, ricuh. Kericuhan itu dipicu saat mahasiswa mencoba menahan sebuah truk untuk digunakan sebagai mimbar menyampaikan orasinya. Namun, pihak kepolisian menghalangi aksi mahasiswa.
Dari pantauan CNNIndonesia.com, massa mahasiswa berunjuk rasa di bawah Flyover Jalan Urip Sumohardjo, Panakkukang, Makassar, membakar ban bekas. Massa kemudian berencana menahan sebuah truk yang kebetulan melintas di lokasi kejadian.
Akan tetapi, petugas kepolisian yang berada di lokasi berusaha agar truk tersebut tetap terus berjalan, sehingga tidak memperparah kemacetan yang disebabkan massa. Namun, mahasiswa tetap ngotot untuk menahan kendaraan tersebut hingga terjadilah keributan.
Akibat keributan itu, truk tersebut mengalami kerusakan di bagian kacanya setelah dihantam oleh mahasiswa. Kemudian dua orang mahasiswi dievakuasi lantaran pingsan akibat menghirup asap ban bekas yang dibakar.
"Kami ingin pemerintah membuat kebijakan untuk menarik kembali harga BBM yang telah dinaikkan," kata Ketua BEM Stiem Wira Bhakti, Syafruddin, Rabu (7/9).
Aksi yang dilakukan hari ini, kata Syafruddin, sebagai bentuk penolakan atas kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat. Kenaikan harga BBM ini justru menambah beban rakyat kecil.
"Kami menolak kenaikan BBM, karena kita ketahui kenaikan BBM ini akan menaikkan inflasi yang kemudian membuat harga barang dan jasa ikut naik dan membuat masyarakat Indonesia merasa keberatan akibat kenaikan BBM tersebut," tegasnya.
Meski demikian, situasi di bawah Flyover yang dijadikan sebagai lokasi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga BBM telah berangsur kondusif.*2