JAKARTA, Riautribune.com - Para peneliti bibit sawit terus berupaya dalam meningkatkan ketahanan sawit terhadap beragam penyakit, salah satunya panyakit ganoderma yang telah menjadi bahaya laten bagi perkebunan kelapa sawit nasional.
Sebab itu, Konsorsium Genom Sawit Indonesia (KGSI), yang terdiri dari lima perusahaan sawit yakni PT Astra Agro Lestari Tbk., PT Binasawit Makmur (PT Sampoerna Agro Tbk), Panca Surya Garden (PT Surya Dumai), PT London Sumatra Indonesia Tbk., dan PT Timbang Deli Indonesia (Verdant Bioscience) dibentuk untuk mencegah penyebaran ganoderma via bibit sawit yang tahan penyakit tersebut.
Sebab itu para peneliti bibit sawit dari lima perusahaan tersebut pada 28-29 Juni 2022 lalu bertemu di Bah Lias Research Station, Bandar-Simalungun, Sumatra Utara, untuk melakukan kerjasama penelitian.
Diungkapkan Direktur PT Sampoerna Agro Tbk., Dwi Asmono, pembentukan KGSI merupakan langkah kerjasama dalam pengembangan dan implementasi bioteknologi di sektor sawit.
“Pada tahap pertama, 2022-2024, akan memberi fokus pada riset Genome Wide Association Studies (GWAS) dalam mengidentifikasi lokus genetik yang berasosiasi dengan ketahanan terhadap Ganoderma,” ungkapnya dalam laman facebook pribadinya.
Lebih lanjut tutur Dwi Asmono yang juga sekaligus sebagai Consortium Board KGSI, dirinya merasa bangga dengan para peneliti-peneliti muda yang progresif yang percaya diri untuk menyangga competitivess industri sawit Indonesia dari sisi teknologi.
“Juga semangat untuk berkolaborasi, kendati ada sisi kompetisi,” tandas Dwi.