BeritaOne.id - Harga emas bergerak tipis karena pelemahan permintaan aset safe haven.
Pergerakan ini setelah Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon, sementara kekhawatiran atas Ukraina dan rencana tarif Presiden terpilih AS Donald Trump membatasi penurunan.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot stabil di posisi 2.626,83 Dolar AS per ons pada pukul 02.07 WIB.
Emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik tipis 0,1 persen menjadi 2.621,30 Dolar AS per ons.
Kenaikan ini menyusul kejatuhan dramatis sebesar 100 Dolar AS pada sesi Senin, ketika emas mundur dari level tertinggi tiga pekan. Aksi jual tersebut didorong optimisme gencatan senjata Israel dan Hizbullah dan semakin tertekan oleh pencalonan Scott Bessent oleh Trump sebagai Menteri Keuangan, yang meredam permintaan emas sebagai aset safe haven.
Emas secara tradisional dipandang sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi dan geopolitik seperti perang dagang.
Janji Trump untuk mengenakan tarif besar pada Kanada, Meksiko, dan China semakin mendekati kenyataan.
Kendati dapat memicu perang dagang dan meningkatkan daya tarik emas, risiko inflasi yang dihasilkan dapat merusak pemotongan suku bunga Federal Reserve, yang berpotensi membebani harga, kata analis.
Pasar sekarang fokus pada risalah rapat November the Fed. Dengan peluang 56 persen bahwa pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember sudah diperhitungkan.
Harga perak spot naik 0,4 persen menjadi 30,40 Dolar AS per ons dan paladium melonjak 1 persen menjadi 982,87 Dolar AS.
Platinum merosot 1,3 persen menjadi 926,35 Dolar AS, dengan analis Commerzbank memperkirakan harga platinum akan mencapai 1.100 Dolar AS pada 2025.**BrOne-05