Jakarta, BeritaOne.id - Lulusan Diploma 1 program Beasiswa SDM Sawit berhasil menjadi Assistent Geospatial Information System (GIS) atau Surveyor Pemetaan, di salah satu perusahaan perkebunan ternama di Indonesia. Yang pada umumnya, posisi atau jabatan Asisten di perusahaan perkebunan, tergolong Staff, merekrut lulusan Sarjana (S1).
Ia adalah Fajar Natalis Dirantau anak petani sawit dari Kabupaten Sekadau. Kalimantan Barat. Berbekal pendidikan vokasi satu tahun di program studi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit AKPY STIPER dan memiliki keahlian pemetaan mampu menaiki tangga karir hingga dipercaya menjadi Assistent GIS di First Resource, perusahaan perkebunan sawit.
Seperti diketahui, saat ini Geospatial Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis banyak dimanfaatkan untuk membantu dan memiliki peran yang sangat penting, mulai dari pengelolaan kebun, mengetahui potensi lahan sampai monitoring perkembangan, perancanaan kebun dan verifikasi tanaman kelapa sawit. Fajar menjadi salah satu anak yang membuktikan mempelajari bidang yang tidak banyak diminati namun memiliki peluang besar untuk berkarir.
“Kami masuk jurusan di SMK yang kurang diminati banyak orang yaitu jurusan Survei Pemetaan, karena yang banyak diminati jurusan otomotif. Namun, setelah saya pelajari bidang pemetaan cukup menarik dan membekali saya untuk bekerja di perusahaan. Bahkan, bidang yang saya geluti saat ini mempunyai peran penting di perusahaan perkebunan sawit,” ujarnya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, pada Sabtu (18 Mei 2024).
“Mulai mengenal bidang pemetaan sejak sekolah (SMK). Kebetulan saya lulusan SMKN 01 Sekadau, jurusan Teknik Survei Pemetaan menjadi bekal dan mempunyai keinginan untuk terus mempelajari (memperdalam),” kata Fajar.
Lebih lanjut, ia mengatakan setelah lulus SMK tahun 2018, saya memiliki keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi (kuliah). Saya mendaftar dan mengikuti seleksi prodi Teknik Sipil di Universitas Tanjung Pura, harapan bisa untuk terus mempelajari dan memperdalam bidang pemetaan sesuai keahlian yang dipelajari di sekolah (SMK).
“Namun, karena belum rezeki, saya tidak lolos atau tidak diterima di prodi Teknik Sipil – Universitas Tanjung Pura. Selang waktu tidak lama, saya mendapat tawaran kerja dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), sebagai tenaga kontrak untuk membantu projek pemetaan jalan. Akhirnya saya terima, untuk mengisi kekosongan waktu,” kenang Fajar.
Anak petani sawit ini, saat menjalani pekerjaan sebagai tenaga kontrak untuk membantu projek pemetaan jalan dari BPN, Fajar bertemu dengan saudara (red-paman) yang menyampaikan informasi ada Beasiswa SDM Sawit, kuliah gratis.
Program beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Setelah mengetahui adanya kuliah gratis (Beasiswa SDM Sawit), keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi kembali muncul. Maka, tanpa berpikir panjang Fajar melengkapi berkas dan mengikuti seleksi hingga akhirnya memilih jenjang Diploma 1 Prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit AKPY STIPER. Dan, dinyatakan lolos seleksi dan masuk sebagai taruna sawit AKPY STIPER angkatan 2019.
Selama menjalani perkuliahan, Fajar menjadi mahasiswa yang cukup aktif dalam berbagai kegiatan, akrab dengan teman-temannya maupun dosen.
“Saya sering sharing dengan dosen, dan memiliki keinginan untuk mengembangkan bidang pemetaan yang dulu pernah dipelajari di sekolah (SMK). Dan, saya diarahkan oleh Bu Olivia agar semangat belajar di prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit serta memperdalam tentang pemetaan, karena bisa untuk bekal saat bekerja di perusahaan perkebunan sawit,” ucap Fajar dengan bangga.
Kini Fajar sudah mampu membuktikan berbekal ilmu yang didapat dari program Beasiswa SDM Sawit, jenjang Diploma 1 dari AKPY STIPER, dan keahlian di bidang pemetaan, menduduki jabatan Asisten survei pemetaan, yang memiliki peran penting di perusahaan perkebunan sawit. Bahkan, sekarang sering memotivasi adik-adik di sekolahnya dulu, agar semangat dan serius mempelajari bidang pemetaan karena peluangnya cukup besar untuk mencari pekerjaan.
Sebelum bekerja di First Resource (FR), Fajar merupakan salah satu mahasiswa yang melaksanakan program magang di perusahaan tersebut. Pada 2021, masuk dan berkerja di FR sebagai Mandor GIS, dua tahun kemudian di angkat menjadi Assistent GIS, ditempatkan di Ketapang, Kalimantan Barat.
Pada kesempatan berbeda, Olivia Elfatma selaku Dosen dan menjabat sebagai Ketua LPPM – Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY STIPER) mengatakan pihaknya selaku dosen bangga ada salah satu lulusan AKPY STIPER, dari jenjang Diploma 1, prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit dengan bekal (ilmu) dan keahliannya mampu mengantarkan dan berhasil menjadi Asisten GIS di perusahaan perkebunan sawit.
“Iya, saya bangga dengan Fajar Natalis Dirantau, sudah berada di posisi Asisten GIS, di perusahaan perkebunan sawit,” ucapnya, saat ditemui beberapa waktu lalu. “Saat di kampus, Fajar salah satu mahasiswa yang sering mengajak sering dan menyampaikan punya bekal dasar pemetaan yang pernah dipelajari di sekolah (SMK). Dan memiliki keinginan untuk mempelajari dan memperdalam bidang pemetaan, maka saya sarankan untuk belajar bersama dengan saya. Yang kebetulan saya pengampu mata kuliah pemetaan,” tambah Olivia.
Mata Kuliah Pemetaan menjadi salah satu mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa jenjang Diploma 1 Prodi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit – AKPY STIPER. Selain mempelajari mata kuliah lain sebagai pendukung.
“Saat itu, sering saya ingatkan tetap fokus belajar pada prodi (Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit), pemetaan menjadi bonus keahlian yang kami miliki. Itu semua bisa menjadi bekal kamu untuk berkarir di perusahaan,” sambungnya.**BrOne-05