Jakarta - Hasil Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkapkan elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) menempati posisi tertinggi jelang pemilu 2024.
Direktur Survei SMRC Deni Irvani mengatakan dalam rilis terbaru survei responden menjawab partai apa yang dipilih apabila pemilihan anggota DPR diadakan saat ini.
"PDIP terlihat unggul dalam survei Desember dengan dukungan 24,1 persen. Kemudian posisi berikutnya Golkar 9,4 persen, Gerindra 8,9 persen, Demokrat 8,9 persen," ujar Deni lewat keterangan tertulis, Minggu (18/12).
Deni menjelaskan jarak antara Golkar, Gerindra, dan Demokrat cukup signifikan dari PDIP. Posisi selanjutnya ditempati PKS dengan perolehan 6,2 persen, disusul PKB dengan 6,1 persen, dan Perindo dengan 4,6 persen. Menyusul di bawahnya Nasdem dengan 3,2 persen, PPP 2,9 persen, dan PAN 1,7 persen.
Sementara partai-partai lain seperti PBB, Hanura, Garuda, Buruh, PSI hingga Gelora mendapat dukungan di bawah 1 persen. Sedangkan 20,9 persen responden lain belum mengetahui pilihan partainya.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 24,1 persen jika dibandingkan dengan hasil pemilu 2019 lalu.
Elektabilitas Demokrat juga sedikit naik dari 7,8 persen menjadi 8,9 persen. Sementara elektabilitas partai-partai lain yang ada di parlemen cenderung menurun.
Sementara itu, partai-partai nonparlemen lainnya masih belum terlihat kompetitif, dengan elektabilitas di bawah 1 persen. Adapun partai nonparlemen yang elektabilitasnya cukup menonjol pada survei Desember 2022 ini adalah Perindo dengan perolehan 4,6 persen.
Elektabilitas Perindo cenderung naik jika dibandingkan dengan suara yang diperoleh pada Pemilu 2019 pada 2,7 persen.
Gerindra dan NasDem adalah partai yang telah mendeklarasikan calon presiden untuk Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Kendati demikian, sejauh ini, efek deklarasi capres itu tidak terlihat memiliki dampak yang signifikan.
Deni mengakui belum ada indikasi suara Gerindra dan NasDem menjadi lebih kuat karena sudah deklarasi Anies Baswedan atau Prabowo Subianto dibanding hasil Pemilu 2019.
Wawancara survei ini dilaksanakan pada 3 hingga 11 Desember 2022. Survei ini diikuti 1220 responden yang dipilih secara acak atau multistage random sampling. Adapun responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 1029 atau 84 persen. Sehingga sebanyak 1029 responden yang dianalisis.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).*