-
01ASUS ROG Zephyrus G14: Performa Tinggi dalam Gaming dan Produktivitas29 Mei 2024
-
02JMSI Inhu Lakukan Kerja Sama Publikasi dan Advokasi Kemitraan Desa01 Mei 2024
-
03Penduduk Kota Geger, Kisah Abu Nawas Mau Terbang22 April 2024
-
04Baznas dan Bank Indonesia Bisa Bantu Masyarakat Melunasi Utang Pinjol, Berikut Cara dan Syaratnya18 April 2024
-
0536 Kader Golkar Riau Dipanggil DPP Sebagai Calon Di Pilkada 2024, Berikut Nama-namanya07 April 2024
Blockchain Sebagai Solusi untuk Transparansi dan Efisiensi Perdagangan Karbon
BeritaOne.id - Perdagangan karbon adalah mekanisme yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dalam sistem ini, sebuah entitas, baik perusahaan atau negara, diberikan kuota emisi karbon, atau kredit karbon. Jika sebuah entitas menghasilkan emisi yang lebih rendah dari kuota tersebut, kredit karbon yang tidak digunakan dapat diperdagangkan kepada entitas lain yang membutuhkan.
Tujuan utama perdagangan karbon adalah untuk mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca secara global.
Teknologi Blockchain
Dalam pelaksanaan perdagangan karbon, teknologi sangat dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program ini. Teknologi blockchain memiliki potensi besar dalam mempermudah dan merevolusi perdagangan karbon.
Dengan blockchain, pencatatan transaksi dapat dilakukan secara aman, transparan, dan terdesentralisasi, sehingga proses perdagangan menjadi lebih efisien. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008 sebagai teknologi dasar mata uang kripto Bitcoin, blockchain telah berkembang luas dan diaplikasikan di berbagai sektor, seperti manajemen rantai pasokan, keuangan, perbankan, sertifikasi identitas digital, kesehatan, dan energi terdesentralisasi.
Blockchain merupakan rangkaian rantai (chain) yang terdiri dari blok-blok data (blocks) yang saling terhubung. Setiap blok menyimpan sejumlah informasi, seperti data transaksi (waktu, jumlah, dan pihak yang terlibat), hash kriptografis dari blok sebelumnya, serta mekanisme konsensus untuk memvalidasi transaksi dan blok baru. Saat terjadi transaksi baru, jaringan komputer terdistribusi (nodes) akan memverifikasinya melalui mekanisme konsensus.
Setelah diverifikasi, transaksi akan dimasukkan ke blok baru dan ditambahkan ke rangkaian rantai.
Blockchain dalam Perdagangan Karbon
Blockchain menawarkan solusi efektif dan efisien dalam mendukung perdagangan karbon yang transparan, terlacak, dan aman.
Beberapa manfaat utama penggunaan blockchain dalam perdagangan karbon meliputi transparansi, efisiensi, serta kemudahan penelusuran dan integrasi dengan energi terbarukan.
Dalam hal transparansi, blockchain mencatat seluruh riwayat transaksi secara terbuka, sehingga memudahkan penelusuran asal-usul kredit karbon.
Teknologi ini juga mencegah terjadinya _double countin_ g, di mana satu kredit karbon tidak dapat diperjualbelikan lebih dari sekali, sehingga integritas data tetap terjaga.
Dari sisi efisiensi, blockchain memfasilitasi penggunaan _smart contracts_ yang mengotomatisasi proses pemberian insentif tanpa intervensi pihak ketiga.
Kontrak jual-beli karbon dapat dieksekusi secara otomatis dan cepat melalui smart contracts mengurangi waktu dan biaya transaksi. Selain itu, teknologi blockchain juga memfasilitasi perdagangan energi terbarukan antar pengguna secara langsung tanpa birokrasi yang rumit.
Pemanfaatan blockchain juga memungkinkan pelacakan kepemilikan kredit karbon secara _real-time_ . Kredit karbon dapat ditokenisasi sebagai aset digital yang dapat dilacak dari proses penciptaan hingga penggunaannya.
Hal ini menjamin bahwa setiap kredit karbon berasal dari sumber yang valid dan terverifikasi. Tokenisasi juga membuka peluang baru dalam pembiayaan hijau dan mempermudah perdagangan global serta integrasi energi terbarukan ke dalam grid listrik.
Manfaat dan Tantangan Penerapan Blockchain dalam Perdagangan Karbon
Beberapa contoh penerapan blockchain dalam perdagangan karbon telah terlihat, seperti IBM yang menggunakan teknologi ini untuk memperdagangkan kredit karbon dengan lebih transparan dan efisien.
Perusahaan lain seperti Veridium juga telah memanfaatkan blockchain untuk pelacakan dan perdagangan _carbon offsets_ yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Dalam ekosistem perdagangan karbon yang lebih luas, blockchain memberikan manfaat kepada berbagai pemangku kepentingan.
Bagi penjual kredit karbon, teknologi ini menawarkan jejak audit yang transparan dan terpercaya, serta pembayaran yang lebih cepat.
Bagi pembeli, blockchain menjamin kredibilitas dan kepastian asal-usul kredit karbon yang dibeli. Regulator, dalam hal ini pemerintah, dapat memanfaatkan data _real-time_ untuk memantau dan mengatur pasar karbon baik di tingkat nasional maupun internasional. Para investor juga dapat berinvestasi pada aset digital berupa kredit karbon sebagai instrumen pembiayaan hijau yang baru.
Namun, penerapan blockchain dalam perdagangan karbon menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:
Regulasi
Penggunaan blockchain harus sesuai dengan regulasi perdagangan karbon di tingkat nasional dan global.
Adopsi teknologi
Diperlukan infrastruktur dan integrasi yang memadai agar blockchain dapat diadopsi secara luas.
Keamanan
Menjaga keamanan data transaksi dan mencegah serangan siber menjadi isu krusial.
Penutup
Blockchain merupakan teknologi revolusioner yang menawarkan cara baru untuk mencatat dan memverifikasi transaksi dengan lebih aman, transparan, dan efisien.
Secara keseluruhan, penerapannya dalam perdagangan karbon dapat mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon dan hijau. Blockchain juga membuka peluang integrasi pasar karbon global yang lebih terhubung.
Tokenisasi kredit karbon memberikan kesempatan baru dalam pembiayaan hijau, dan dapat memberdayakan komunitas lokal dalam proyek karbon melalui transparansi dan insentif.
Namun, penerapan blockchain dalam perdagangan karbon masih memerlukan solusi terhadap tantangan skalabilitas dan regulasi yang mendukung.
Penulis:
- Thalhah Fakhrizal, Direktur Utama - PT Jabar Telematika
- Bobby Fachrizal Assiddiq, Pemerhati Isu Lingkungan - PT Labsistematika Indonesia