PEKANBARU, Beritaone.id - Pada peringatan Hari Jadi ke 65 Provinsi Riau, 12 tokoh pejuang Riau meraih penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Anugerah penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Riau, Selasa (09/08/2022).
Ketua DPRD Riau, Yulisman mengatakan, sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang pendiri Provinsi Riau sesuai surat keputusan Gubernur Riau nomor kpts.188/VII/2022 tanggal 2 Agustus 2022 tentang penetapan tokoh dan para pejuang tokoh Provinsi Riau tahun 2022.
"Maka pada para pejuang dan tokoh pendiri Riau akan di anugerah penghargaan yang akan diterima oleh keluarga atau ahli warisnya," kata Yulisman.
Adapun tokoh pejuang Riau yang meraih penghargaan tersebut diantaranya, pertama, Herman Abdullah (1950-2022) yang pernah menjadi Walikota Pekanbaru selama dua periode. Di masa kepemimpinannya, Kota Pekanbaru berhasil meraih Adipura sebanyak 7 kali. Herman Abdulllah juga pernah diberi penghargaan Satya Lencana Pembangunan Presiden RI pada tahun 2005.
Tokoh pejuang kedua, Letjen, TNI (Purn.) H. Sharwan Hamid (1943-2021) yang berasal dari Duson Pusako, Siak dan pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri RI. Ketiga, Peltu TNI (Purn) Ali Usman(1927-1997), lahir di Bangkinang Kampar seorang prajurit yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan senantiasa mengabdikan diri bagi negara di manapun ditempatkan.
Keempat, Roslaini Ismail Suko (1938-2021), anugerah bagi Riau dan teladan terbaik bagi perempuan Riau berjumlah aktif wadah organisasi hingga bidang politik, sebagai anggota DPRD dan sampai akhir hayatnya membangun masyarakat berkeadaban melalui organisasi beliau berdirinya pusat data informasi perempuan Riau untuk menjulang kiprah perempuan Riau .
Kelima, Syekh Abdurrahman Ya'qub (1912-1970) ulama Riau memiliki keluasan ilmu agama, beliau melahirkan potret pendidikan pondok pesantren yang di kemas dengan bentuk pendidikan madrasah.
Keenam, Syekh Umar (1869-1960) tokoh ulama terkenal mengembangkan ajaran Islam dan kehidupan sosial kemasyarakatan di Dumai dan sekitarnya. Ketujuh, Kyai Imam Bulqin (1881-1974), tokoh pendiri desa Pasiran Bantan Bengkalis , dikenal ulama pejuang yang menentang kembali nya penjajahan Belanda, beliau membentuk laskar rakyat Pasiran dan bergabung dengan TNI.
Kedelapan, Datuk Haroen Syah (1905-1981) sebagai salah seorang pendiri Lembaga Adat Melayu Riau dan beliau juga pernah menjadi juru damai kerusuhan besar antara pribumi dan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi. Beliau juga berperan untuk pemindahan Ibukota Kabupaten Kampar dari Pekanbaru ke Bangkinang dan membuka Desa Gema di Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar.
Kesembilan, Saidina Aly (1924-1992) yang pernah menjadi wakil bupati militer di Indragiri. Kesepuluh, Syekh Mustafa Al - Khalidiyah Bin Mahrum Mohammad Baqir (1816-1886), seorang ulama besar yang mengembangkan agama Islam dan membangun kehidupan masyarakat Pelalawan yang islami dan berkeadaban.
Kesebelas, Abdul Rivaie Rachman (1934-2021) yang dijuluki Ensiklopedi Birokrasi Riau. Keduabelas, Wan Sukung Husein (1912-1993) yang menjadi tokoh kesembilan yang diberi penghargaan oleh Pemprov Riau. Ia dikenal sebagai argota Badan Penggerak Kemerdekaan di Selatpanjang, beliau ditugaskan ke Pekanbaru untuk memastikan kebenaran soal Kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
Penghargaan yang diserahkan Gubernur Riau kepada perwakilan ahli waris para pejuang tokoh Riau berupa piagam, lencana dan sagu hati.
"Bila kita bekerja sama, maka Riau sejahtera pasti dapat kita wujudkan," lanjut Yulisman.
Pada kesempatan tersebut, Staf Ahli Bidang aparatur dan pelayanan Publik Kemendagri RI, Tumpak M Simanjuntak, mengapresiasi Pemprov Riau bersama DPRD Provinsi Riau yang memberikan penghargaan kepada 12 tokoh pejuang Riau.
"Kami mengapresiasi Pemprov Riau bersama DPRD sebagai reprensentasi masyarakat Riau yang telah juga memberikan penghargaan dan apresiasi kepada 12 tokoh masyarakat Riau merupakan refleksi dan respek kepada pejuang para tokoh pejuang," tuturnya.