Perusahaan Sawit ini Dorong Petani Mitra Raih ISPO

Ahad, 03 Maret 2024

Kelompok tani, koperasi, dan UMKM sawit mengikuti Workshop dan Sosialisasi Kemitraan ISPO di PT BGA Area Kendawangan.

Pontianak, BeritaOne.id - PT Bumitama Gunajara Agro (BGA) bekerja sama dengan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY-STIPER) Sawit Center Indonesia serta didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), menggelar workshop dan sosialisasi bertajuk kemitraan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang diikuti kelompok tani dan UKMK sawit.

Selai mendorong emisi rendah karbon, kegiatan ini merupakan salah satu upaya mendorong perkebunan kelapa sawit dan petani mitra agar memperoleh sertifikasi keberlanjutan ISPO.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di gedung Learning Center PT. BGA Area Kendawangan selama 4 hari. Acara diikuti oleh perwakilan kelompok tani dari berbagai wilayah di Kabupaten Ketapang diantaranya dari Kecamatan Marau, Nanga Tayap, dan Kendawangan.

Hadir dalam acara tersebut diantaranya adalah Fardy Akhyarsah, Kabid Perkebunan Distanakbun Kabupaten Ketapang, Ira Usdiana Saputri dari Divisi Koperasi & UKMK BPDPKS, Agus Mantu selaku Perwakilan AKPY-STIPER, Hasmen Sitinjak Region Head Kendawangan, dan Zainal Mustafa CA Kalbar.

Hasmen Sitinjak berharap dengan dilaksanakannya workshop dan sosialisasi ini, maka kelompok tani swadaya dan UKMK yang bermitra dengan perusahaan PT BGA dapat memperoleh sertifikasi ISPO.

"Dengan demikian nanti ada peningkatan produksi TBS dan dapat diterima pasar, karena legal dan sah, kelestarian lingkungan terjaga, emisi karbon rendah serta peningkatan usaha dan kesejahteraan pekebun terjamin," katanya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (2/3).

Dia juga berharap agar usai kegiatan ini para pekebun, kelompok tani, koperasi, dan UMKM kelapa sawit harus naik kelas pada 2025 mendatang.

"Di samping itu kelompok tani dan UKMK sawit dapat membuat proposal dan lolos pendanaan ISPO dari BPDPKS," ungkapnya.

Sementara itu, Fardy Akhyarsyah menegaskan bahwa pelaku usaha perkebunan swadaya kelapa sawit wajib memiliki sertifikat ISPO paling lambat tahun 2025 sesuai Peraturan Presiden yang diimplementasikan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 38 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. Regulasi ini memberikan harapan sekaligus membuka tantangan baru bagi pelaku perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

"Dalam peraturan tersebut kelapa sawit berkelanjutan adalah sebuah misi, tujuan dan agenda Pemerintah Indonesia yang secara prinsip wajib dilakukan dan diterapkan oleh insan perkelapa sawitan Indonesia dengan memperoleh sertifikasi ISPO," tukasnya.

Para peserta workshop mendapat berbagai materi seperti peran BPDPKS terhadap akselerasi ISPO dan program kemitraan, pengenalan prinsip dan kriteria ISPO, tujuan dan manfaat ISPO bagi petani, legalitas lahan, praktik budidaya kelapa sawit berkelanjutan, dan identifikasi sumber emisi. Selain itu juga peserta akan diajarkan cara pengurangan emisi karbon.

Peserta juga mendapatkan materi pengenalan kebun sawit swadaya rendah emisi karbon untuk lahan yang meliputi pembukaan lahan, HCV, HCS dan gambut, serta praktek pembuatan proposal ISPO/sarpras. Dilanjutkan kunjungan ke pabrik, laboratorium riset, Biochar Komposting, dan Rumah Cacing. **fit