Ingin Tanam Sawit di Lahan Miring? Ikuti Strateginya

Senin, 07 Februari 2022

JAKARTA, Beritaone.id - Menanam sawit di lahan yang datar itu sudah biasa, kegiatan menanam pun tidak begitu sulit. Namun bagaimana bila lahan yang didapat berbukit dan didominasi dengan kemiringan tinggi?

Menanam sawit memang tidak begitu sulit, terlebih pohon sawit bisa tumbuh dengan mudah. Namun bagaimana jika menanam sawit di lahan yang didominasi bukit-bukit dengan tingkat kecuraman yang tinggi, tentu saja diperlukan teknik yang baik dan benar, supaya tanaman tidak lekas tumbang akibat terkena erosi.
 
Sebab bila menanam dengan asal bukannya untung didapat, bisa jadi bakal merugikan petani, maka itu diperlukan perhitungan matang menanam dilahan sawit dengan kontur berbukit.

Menurut penuturan Direktur PT Global Mapindo, Eddie Purwanto, yang perlu diperhatikan dalam menanam ialah keteraturan tanaman dalam posisi maupun kerapatan tiap hektare (ha) untuk memudahkan pengelolaan tanaman, utamanya dikala pemanenan, pemeliharaan dan perlakuan teknis agronomisnya.

Menurut Eddie, berdasarkan riset yang sudah dilakukan dengan memodifikasi dari standar yang sudah ada maka untuk kebun seluas 10 ha, dari hasil uji coba itu untuk areal bergelombang dengan kemiringan rata-rata 30 derajat atau 60%, diperoleh kerapatan tanaman mencapai 135,4 pohon/ha. “Supaya pemanenan tidak sulit perlu juga ditentukan sejak dini pembuatan jalan memotong teras maksimal jarak 150 – 200 m,” papar Eddie.
 
Namun demikian kondisi kemiringan dan kontur bukit mengakibatkan jumlah pohon sawit setiap hektare bisa berbeda-beda setiap kebun, misalnya untuk kemiringan rata-rata antara 20 derajat atau 36%, dengan mengikuti garis kontur, kerapatan tanaman bisa mencapai 136 pohon/ha, dengan jarak kontur teras minimum 6 meter dan maksimum 12 meter. Namun demikian modifikasi bisa saja dilakukan sesuai dengan kondisi dilapangan.

Seandainya bila jumlah kerapatan tanaman hendak diusahakan tetap dengan rata-rata kerapatan mencapai 136 pohon/ha maka cakupan areal ratarata dibagi tiap tanaman. Misalkan luas lahan yang dimiliki seluas 10 ha maka dibagi jumlah tanaman sebanyak 136, maka akan didapat areal tanam seluas 73,5 m2 atau setara dengan jarak tanam 8 m X 9,2 m pada areal datar.
 
Lantaran areal lahan tidak datar,maka yang digunakan untuk pedomanialah luas areal, dengan luas tanammencapai ± 73,5 m2 sehingga Jarak kontur bervariasi sesuai dengan kemiringan lereng, begitu pula jarak tanaman yang bervariasi.

Luas cakupan areal untuk tiap tanam  kira-kira berbentuk mendekati jajaran genjang dengan jarak tinggi adalah jarak kontur dan alas jajaran genjang merupakan jarak antar tanaman dalam kontur. 

Catatan: Untuk kemiringan pada lereng >30% hanya bisa diterapkan pada tanah tertentu saja yang memiliki solum dalam. Pada tanah bersolum dangkal seperti halnya podsolik dengan solum kurang dari 1 meter tidak dianjurkan untuk dilakukan penanaman kelapa sawit.