Jakarta - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan Kamis (2/3/2023), memperpanjang reli sejak perdagangan kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,62% ke MYR 4.208 per ton pada pukul 09.00 WIB. Dengan ini harga CPO kembali lagi ke zona psikologis MYR 4.200-an per ton.
Pada perdagangan kemarin, Rabu (2/3/2023) harga CPO juga sudah ditutup naik 0,97% ke posisi MYR 4.182 per ton. Bila ditambah penguatan kemarin, harga CPO sudah melonjak 1,6% pada pagi hari ini.
L
Dengan ini, dalam sepekan harga CPO masih melemah 0,63% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan melesat 10,3% dan naik 0,81% secara tahunan.
Naiknya harga CPO didukung oleh ekonomi China yang membawa angin segar. Lompatan kuat aktivitas manufaktur di China mendorong prospek permintaan bahan bakar global, menjadikan kelapa sawit pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Indeks aktivitas manufaktur China melonjak pada Februari dengan laju tercepat dalam lebih dari satu dekade.
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi China naik menjadi 52,6 bulan lalu dari 50,1 pada Januari 2023. Survei sektor swasta juga menunjukkan aktivitas meningkat untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.
Putaran kejutan naik lainnya di PMI China lebih lanjut memberikan keyakinan akan pemulihan yang lebih kuat dari yang diharapkan, yang mendukung prospek permintaan CPO yang lebih optimis.
China merupakan konsumen CPO dunia terbesar setelah India. Bahkan, jika melansir data dari UN Comtrade, China merupakan konsumen terbesar kedua untuk CPO Indonesia pada periode 2016-2020, di mana kontribusi impornya sebanyak 14% dari total impor CPO Indonesia.
Maka dari itu,perbaikan ekonomi China membawa angin segar tentunya terhadap permintaan CPO dari dalam negeri.
Sentimen juga datang dari kekhawatiran pasokan karena hujan deras yang melanda India akhir-akhir ini. India memutuskan menghapus kuota impor bebas bea untuk minyak bunga matahari.
Besaran kuota impor yang dihapus India diketahui sebesar 2 juta ton minyak bunga matahari mentah untuk fiskal berikutnya yang dimulai 1 April. Pasalnya, importir minyak nabati terbesar dunia mencoba untuk mendukung petani biji minyak lokal.
Langkah tersebut dapat menyebabkan impor CPO yang lebih tinggi. Sebagai catatan, impor minyak bunga matahari dan minyak kedelai diizinkan tanpa pajak di bawah kuota.
Sementara itu, Departemen Meteorologi Malaysia mengeluarkan peringatan hujan terus menerus tingkat bahaya untuk Pahang, Negeri Sembilan, Melaka dan Johor dan memperingatkan hujan terus menerus di bagian lain negara itu.
Kondisi tersebut bisa menekan produksi CPO sehingga pasokan global bisa terganggu.
"India dan China mungkin perlu mengisi kembali persediaan minyak nabati mereka dalam beberapa bulan mendatang, dan setiap cuaca buruk di India akan menambah kekhawatiran tentang produksi minyak nabati domestiknya," kata Sandeep Singh, direktur The Farm Trade, konsultan dan perdagangan yang berbasis di Kuala Lumpur dikutip Reuters.
Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 0,1%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,6%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,7%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.*