Korut Benarkan Uji Coba Rudal: Bukti Serangan Balik yang Fatal

Ahad, 19 Februari 2023

JAKARTA - Korea Utara mengonfirmasi telah menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 pada Sabtu (18/2) dalam latihan peluncuran mendadak. Latihan ini disebut bertujuan untuk memastikan keandalan senjata tersebut.

Berdasarkan laporan Reuters, Minggu (19/2), Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak jauh ke laut lepas pantai barat Jepang pada Sabtu (18/2) setelah memperingatkan respons tegas terhadap latihan militer yang akan datang oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat.

"Latihan peluncuran ICBM adalah bukti nyata dari upaya konsisten kekuatan nuklir strategis Korea Utara untuk mengubah kapasitas serangan balik nuklirnya yang fatal terhadap pasukan musuh menjadi sesuatu yang tak tertahankan," kata kantor berita negara KCNA.

Korea Utara menyebutnya sebagai jaminan dan bukti yang jelas tentang keandalan dari penangkal nuklir fisik yang kuat.

Dalam pernyataan terpisah, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengecam AS karena mencoba mengubah Dewan Keamanan PBB menjadi apa yang disebutnya sebagai "alat untuk kebijakan permusuhannya yang keji" terhadap Pyongyang.

"Saya peringatkan bahwa kami akan mengawasi setiap gerakan musuh dan melakukan tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat dan luar biasa terhadap setiap gerakan yang melawan kami," katanya.

Uji coba rudal pada hari Sabtu, yang merupakan penembakan rudal pertama Korea Utara sejak 1 Januari, terjadi setelah Pyongyang mengancam akan memberikan tanggapan yang tegas ketika Korea Selatan dan AS bersiap untuk latihan militer tahunan sebagai bagian dari upaya untuk menangkis meningkatnya ancaman serangan nuklir dan rudal kepada Korea Utara.

Kantor berita negara KCNA mengatakan rudal itu ditembakkan sejauh 989 km (614 mil) selama 4.015 detik, hingga ketinggian maksimum 5.768 km (3.584 mil) sebelum secara akurat mengenai area yang telah ditentukan sebelumnya di perairan terbuka.

Peluncuran rudal ini dipandu oleh Biro Umum Rudal. Peluncuran dilakukan atas perintah "siaga tempur senjata darurat" yang diberikan saat pagi hari dan diikuti dengan perintah tertulis oleh Kim Jong Un.

Bendera biro rudal pertama kali terlihat di media pemerintah baru-baru ini dan menunjukkan bahwa Korea Utara telah membentuk unit militer yang bertugas mengoperasikan ICBM baru.

Analis mengatakan, Korea Utara kemungkinan akan melakukan lebih banyak uji senjata, termasuk kemungkinan rudal berbahan bakar padat baru, yang dapat membantu Korea Utara menyebarkan misilnya lebih cepat jika terjadi perang.

Program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara telah dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Namun, Pyongyang mengatakan pengembangan senjatanya diperlukan untuk melawan "kebijakan permusuhan" oleh Washington dan sekutunya.