Alat Berat Sitaan Dishut di Mentulik Tiba-tiba Lenyap

Jumat, 22 April 2022

Ilustrasi

Kampar - Ninik Mamak dan masyarakat Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kampar, merasa curiga dengan hilangnya satu unit alat berat jenis eskavator yang sekitar 3 bulan lalu disita oleh Dinas Kehutanan Provinsi Riau.

Eskavator tersebut, menurut Jufriadi, Tokoh Pemuda Desa Mentulik, disita lantaran dipakai untuk membuka kawasan hutan yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan Kuala Kasai.

Kawasan Kuala Kasai, merupakan kawasan hutan yang berada persis di Desa Mentulik dan hanya dibatasi oleh Sungai Kampar tersebut, diduga akan dibuka oleh beberapa orang oknum masyarakat Desa Mentulik untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Kejadiannya sekitar empat bulan lalu, dimana Ninik Mamak dan masyarakat Mentulik mencoba menghentikan pembukaan kawasan hutan tersebut. 

Awalnya, larangan dari Ninik Mamak Mentulik tidak ditanggapi. Menurut Jufri, oknum-oknum tersebut sudah berhasil membuka kawasan hutan seluas 21 hektar dengan jalan sepanjang 800 meter.

"Dengan menggunakan empat  alat berat, mereka sudah berhasil membuka kawasan hutan seluas 21 hektar berikut jalan sepanjang 800 meter dengan lebar lebih kurang 18 meter," tegas Jufri.

Berkat kegigihan Ninik Mamak dan masyarakat, usaha pembukaan kawasan hutan tersebut berhasil digagalkan. Setelah membuat laporan, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dinas Kehutanan Provinsi Riau segera turun ke lapangan.

Berselang beberapa waktu, kembali turun tim gabungan dan berhasil menyita satu unit alat berat jenis eskavator. Sementara tiga unit alat berat lainnya sepertinya sudah ditarik entah kemana.

Alat berat sitaan itu, sekitar dua bulan lalu masih berada di lokasi kejadian. Ini membuat Jufri curiga, karena ada info alat berat itu dipinjam pakaikan kepada seseorang.

Alat berat itu, kata Jufri, bukannya ditarik ke KPH Dinas Kehutanan untuk dijadikan alat bukti untuk menindaklanjuti kasus pengrusakan kawasan hutan.

Alat berat itu malah dipinjam pakaikan. Kita sudah mendapat Informasi alat itu punya siapa dan akan segera kita telusuri kebenarannya," kata Jufri.

Selain itu, kata Jufri, masyarakat juga menaruh rasa curiga besar terhadap upaya pembukaan  lahan di kawasan hutan itu. 

"Kemungkinan besar upaya pembukaan lahan tersebut dimodali oleh seseorang bekerjasama oknum-oknum masyarakat Mentulik," tegas Jufri.

Jufri sangat mendorong agar aparat keamanan serta dinas terkait mempunyai niat baik untuk menelusuri dan menuntaskan pelanggaran yang sudah dilakukan.

"Ninik Mamak serta masyarakat Desa Mentulik juga tidak akan tinggal diam dengan masalah ini, apalagi sudah jatuh korban akibat perkelahian buntut dari upaya pelarangan pembukaan lahan di kawasan hutan tersebut," tegas Jufri.