Staf Desa Perkebunan Sungai Lala
Inhu, BeritaOne.id – Desa Perkebunan Sungai Lala, Kecamatan Sungai Lala, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), terus melangkah maju dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dipimpin oleh Kepala Desa Suherlim sejak 17 Februari 2020, desa ini memiliki visi besar untuk menjadi kawasan ekonomi kreatif yang terintegrasi, religius, berbudaya, aman, dan mandiri pada tahun 2030.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 5.363 jiwa, terdiri dari 2.723 laki-laki dan 2.640 perempuan, sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan pekebun. Komoditas utama seperti kelapa sawit dan karet menjadi penggerak utama roda perekonomian desa. Sebagian warga juga aktif dalam sektor perdagangan dan jasa, yang turut memperkuat ekonomi lokal.
Visi dan Misi Desa yang Terarah
Menurut Kepala Desa Suherlim, Desa Perkebunan Sungai Lala memiliki misi yang jelas untuk mendukung pencapaian visi desa.
“Kami berkomitmen membangun Desa Sungai Lala yang religius, berbudaya, aman, dan mandiri pada tahun 2030. Ini kami wujudkan melalui pemerintahan yang baik, peningkatan sarana dan prasarana, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, peningkatan sumber daya manusia dan nilai keagamaan, serta mendorong ekonomi masyarakat yang sehat dan sejahtera,” ujar Suherlim.
Desa yang merayakan hari jadinya setiap tanggal 15 Februari ini menjunjung tinggi semangat persatuan dan kebersamaan. Hal ini tercermin dari program-program inovatif yang dilaksanakan, termasuk melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Lala Sentosa."
BUMDes Lala Sentosa: Pilar Penggerak Ekonomi Desa
BUMDes "Lala Sentosa" menjadi salah satu kekuatan utama dalam pengembangan ekonomi desa. Usaha yang dikelola mencakup berbagai bidang, seperti digital printing, warung kopi (La Cafe), jasa penyewaan alat (Lalak Project Sound System), serta sektor pertanian dan perikanan. Desa ini juga memiliki pasar desa yang menjadi pusat distribusi kebutuhan pokok masyarakat.
“Kami terus berinovasi melalui BUMDes untuk menciptakan lapangan kerja sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tambah Suherlim.
Pendidikan dan Ketahanan Pangan Sebagai Kunci Kemajuan
Dalam bidang pendidikan, Desa Perkebunan Sungai Lala telah menyediakan fasilitas yang memadai, seperti dua sekolah dasar (SD), satu sekolah menengah pertama (SMP), dan sejumlah taman kanak-kanak (TK). Meski begitu, pembangunan Pondok Pesantren masih menjadi harapan masyarakat untuk melengkapi sarana pendidikan di desa ini.
Di sisi lain, desa ini juga memprioritaskan ketahanan pangan melalui program pemberdayaan masyarakat. Salah satu langkah strategis adalah pembentukan kelompok tani yang telah berjalan dengan baik.
“Kami sudah membentuk kelompok tani untuk mendukung ketahanan pangan. Baru-baru ini, kami menyalurkan hewan ternak berupa 20 ekor sapi kepada dua kelompok tani, di mana masing-masing kelompok menerima 10 ekor. Ke depannya, kami berupaya untuk memperluas program ini dengan menambah kelompok di bidang budidaya ikan dan sayuran,” jelas Suherlim.
Menurutnya, antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Beberapa kelompok tani bahkan telah mengajukan permohonan untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian dan perikanan.
Pembangunan Infrastruktur dan Kelestarian Lingkungan
Selain sektor ekonomi, pembangunan infrastruktur juga menjadi fokus utama desa ini. Suherlim menegaskan bahwa peningkatan kualitas sarana dan prasarana desa dilakukan secara berkelanjutan untuk memperlancar kegiatan ekonomi dan mendukung mobilitas warga.
“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memastikan pengelolaan sumber daya alam dilakukan secara berkelanjutan agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” tutup Suherlim.
Dengan visi yang jelas dan program-program yang terarah, Desa Perkebunan Sungai Lala optimistis mampu mewujudkan masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing di masa depan. **